Pengusaha soal Minyak Goreng Curah Dihapus: Jangan Mendadak 3 Bulan

Jakarta -- Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) mendukung rencana penghapusan minyak goreng curah. Namun, pengusaha berharap penerapannya bertahap dalam enam bulan ke depan, karena tiga bulan tidak akan cukup untuk mengantisipasi lonjakan permintaan minyak goreng kemasan.

"Kami mendukung betul program ini. Mesinnya saja sudah banyak, cuma tidak penuh. Karena kami ingin melihat apakah pemerintah akan betul-betul ke sana (membuat peraturan)," ucap Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga kepada dalam CNNIndonesia.com, Rabu (15/6).

Menurut Sahat, pengusaha masih menunggu Surat Keputusan (SK) dari para menteri sebelum mengambil tindakan lanjut. Terlebih, pengusaha perlu waktu untuk memproduksi dengan mesin dalam negeri hingga 1 Januari 2023 untuk mengantisipasi lonjakan permintaan minyak goreng kemasan.

"Jangan mendadak tiga bulan, karena kalau tiga bulan kita memperkaya luar negeri. Memang kan lebih banyak mesinnya impor. Nah, kalau demand-nya tinggi dan suplainya kurang, harga kan naik. Jadi bertahap saja," kata Sahat.

"Kita harapkan per 1 Januari 2023 sudah semua dalam kemasan," lanjutnya.

Ia juga berharap pemerintah dapat mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai kenaikan harga karena minyak goreng kemasan jelas akan lebih mahal daripada minyak goreng curah. Sebab, ada tambahan biaya pengemasan.

"Supaya masyarakat kita tidak keberatan karena ada biaya tambahan Rp1.250-an untuk packaging itu. Kami harapkan selama memperkenalkan 2023 itu, pemerintah memperkenalkan produk baru itu," ujar Sahat.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memastikan minyak goreng curah akan dihapus bertahap.

"Jadi, kita minta nanti secara bertahap tidak ada lagi (minyak goreng) curah. Jadi, sekarang kemasan semua, karena minyak goreng curah itu kurang higienis," imbuhnya saat konferensi pers Business Matching Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) di Kuta, Bali.

Penghapusan minyak goreng curah sudah didengungkan sejak akhir tahun lalu sebelum harga minyak goreng lompat. Sejumlah pengusaha saat itu mengaku sudah berinvestasi untuk packing machine, yang belakangan dibatalkan jelang pelaksanaannya.(cnn)

TERKAIT